1. MUNTAH ATAU GUMOH
Muntah atau
emesis adalah keadaan dimana
dikeluarkannya isi lambung secara ekspulsif atau keluarnya kembali sebagian
besar atau seluruh isi lambung yang terjadi setelah agak lama makanan masuk
kedalam lambung. Usaha untuk mengeluarkan isi lambung akan terlihat sebagai
kontraksi otot perut.
Muntah pada bayi merupakan gejala yang sering
kali dijumpai dan dapat terjadi pada berbagai gangguan. Dalam beberapa jam
pertama setelah lahir, bayi mungkin muntah lendir, bahkan kadang-kadang
disertai sedikit darah.
Muntah ini tidak jarang menetap setelah
pemberian makanan pertama, suatu keadaan yang mungkin disebabkan adanya iritasi
mukosa lambung oleh sejumlah benda yang tertelan selama proses kelahiran, jika
muntahnya menetap pembilasan lambung dengan larutan garam fisiologis akan dapat
menolongnya.
Refluks
gastroesofagus adalah kembalinya
isi lambung kedalam esofagus tanpa terlihat adanya usaha dari anak
Regurgitasi adalah bila bahan dari lambung tersebut
dikeluarkan melalui mulut
Secara klinis kadang-kadang sukar dibedakan
antara muntah, refluks dan regurgitasi. Muntah sering dianggap sebagai suatu
mekanisme pertahanan tubuh untuk mengeluarkan racun yang tertelan.
Penyebab
muntah
Pada neonatus
Organik
Gastrointestinal
Obstruksi : atresia esofagus
Non obstruksi : perforasi lambung
Ekstra gastrointestinal
Insufisiensi ginjal, obstruksi urethra
Susunan syaraf pusat
Peningkatan tekanan intra cranial (TIK)
Non
organik
Teknik pemberian minum yang salah, makanan/minuman
yang tidak cocok atau terlalu banyak, keracunan, obat-obat tertentu, kandidasis
oral.
Pada anak
Organik
Gastrointestinal
Obstruksi : stenosis pylorus
Non obstruksi : refluk esofagal,
infeksi/peritonitis
Luar gastrointestinal
Infeksi (OMA, pertusis, tonsilofaringitis)
uremia
Non
organik
Sama dengan neonatus
Mabuk perjalanan
Keracunan makanan (1-8 jam sesudah makan)
Food borne disease (salmonellosis) lebih lama
dari keracunan makanan
Perlu
anamnesa yang teliti :
Pola pemberian makan
Berat badan lahir
Jumlah yang dimuntahkan, frekuensi
Disertai diare, batuk atau panas
Terjadi sebelum/sesudah makan
Menyemprot/proyektil atau tidak
Sifat muntah
Keluar cairan terus menerus maka kemungkinan
obstruksi esophagus
Muntah proyektil kemungkinan stenosis pylorus
(pelepasan lambung ke duodenum)
Muntah hijau (empedu) kemungkinan obstruksi
otot halus, umumnya timbul pada beberapa hari pertama, sering menetap, biasanya
tidak proyektil.
Muntah hijau kekuningan kemungkinan obsruksi
dibawah muara saluran empedu
Muntah segera lahir dan menetap kemungkinan
tekanan intrakranial tinggi atau obstruksi usus
Diagnosis
Diagnosis dapat ditegakkan secara radiologis
yaitu apabila didapatkan gambaran suatu keadaan kelainan kongenital bawaan
seperti obstruksi usus halus, atresia esophagus dan lain-lain. Selain dengan
pemeriksaan radiologis, juga dapat ditegakkan dengan pemeriksaan uji coba
memasukan kateter kedalam lambung. Diagnosis harus dapat segera dibuat sebelum
anak tersedak sewaktu makan dengan kemungkinan terjadinya aspirasi pneumonia.
Muntah
(kelainan bedah) adalah gangguan
passage gastrointestinal dengan tanda-tanda muntah, perut membuncit, kegagalan
evakuasi mekonium (pada BBL).
Gambaran muntah yang perlu dicurigai sebagai
kelainan bedah
Muntah hijau (gangguan pada empedu)
Muntah proyektil (menyemprot)
Muntah persisten
Muntah bercampur darah
Muntah disertai penurunan berat badan
Komplikasi
Kehilangan cairan tubuh/elektrolit sehingga
dapat menyebabkan dehidrasi
Karena sering muntah dan tidak mau makan/minum
dapat menyebabkan ketosis
Ketosis akan menyebabkan asidosis yang
akhirnya bisa menjadi renjatan (syok)
Bila muntah sering dan hebat akan terjadi
ketegangan otot perut, perdarahan, konjungtiva, ruptur, esophagus, infeksi
mediastinum, aspirasi muntah jahitan bisa lepas pada penderita pasca operasi
dan timbul perdarahan.
Penatalaksanaan
Utamakan penyebabnya
Berikan suasana tenang dan nyaman
Perlakukan bayi/anak dengan baik dan hati-hati
Kaji sifat muntah
Simptomatis dapat diberi anti emetik (atas
kolaborasi dan instruksi dokter)
Kolaborasi untuk pengobatan suportif dan obat
anti muntah (pada anak tidak rutin digunakan) :
Metoklopramid
Domperidon (0,2-0,4 mg/Kg/hari per oral)
Anti histamin
Prometazin
Kolinergik
Klorpromazin
5-HT-reseptor antagonis
Bila ada kelainan yang sangat penting segera
lapor/rujuk ke rumah sakit/ yang berwenang
GUMOH/REGURGITASI
Gumoh adalah keluarnya kembali susu yang telah
ditelan ketika atau beberapa saat setelah minum susu botol atau menyusui pada
ibu dan jumlahnya hanya sedikit.
Regurgitasi yang tidak berlebihan merupakan
keadaan normal terutama pada bayi dibawah usia 6 bulan
Penyebab
Anak/bayi yang sudah kenyang
Posisi anak atau bayi yang salah saat menyusui
akibatnya udara masuk kedalam lambung
Posisi botol yang tidak pas
Terburu-buru atau tergesa-gesa dalam menghisap
Akibat kebanyakan makan
Kegagalan mengeluarkan udara
Diagnosis
Sebagian besar gumoh terjadi akibat kebanyakan
makan atau kegagalan mengeluarkan udara yang ditelan. Oleh karena itu,
sebaiknya diagnosis ditegakkan sebelum terjadi gumoh. Pengosongan lambung yang
lebih sempurna, dalam batas-batas tertentu penumpahan kembali merupakan
kejadian yang alamiah, terutama salam 6 bulan pertama. Namun, penumpahan
kembali tersebut diturunkan sampai jumlah yang bisa diabaikan dengan
pengeluaran udara yang tertelan selama waktu atau sesudah makan.
Dengan menangani bayi secara hati-hati dengan
emghindari konflik emosional serta dalam menempatkan bayi pada sisi kanan,
letak kepala bayi tidak lebih rendah dari badannya. Oleh karena pengeluaran
kembali refleks gastroesofageal lazim ditemukan selama masa 4-6 bulan pertama.
Penatalaksanaan
gumoh
Kaji penyebab gumoh
Gumoh yang tidak berlebihan merupakan keadaan
yang normal pada bayi yang umurnya dibawah 6 bulan, dengan memperbaiki teknik
menyusui/memberikan susu.
Saat memberikan ASI/PASI kepala bayi ditinggikan
Botol tegak lurus/miring jangan ada udara yang
terisap
Bayi/anak yang menyusui pada ibu harus dengan
bibir yang mencakup rapat puting susu ibu
Sendawakan bayi setelah minum ASI/PASI
Bila bayi sudah sendawa bayi dimiringkan
kesebelah kanan, karena bagian terluas lambung ada dibawah sehingga makanan
turun kedasar lambung ynag luas
Bila bayi tidur dengan posisi tengkurap,
kepala dimiringkan ke kanan
2. KEMBUNG
Kembung adalah keadaan
perut yang membesar dan berisi angin
Penyebab
Bayi kembung karena menelan
angin waktu menyusui
hal ini terjadi karena teknik
menyusui yang salah, puting terlalu besar atau terlalu kecil
Bayi yang minum susu formula
dengan botol
Angin ikut tertelan karena
lubang dot terlalu kecil, sehingga bayi menghisap terlalu kuat dan angin masuk
melalui pinggiran dot
Penatalaksanaan
Bayi menyusui ASI dengan teknik
yang benar (menutupi areola)
Bayi minum susu formula dengan
dot :
Lubang dot diperiksa (tidak
terlalu kecil/besar)
Jika botol hampir kosong, pantat
botol dinaikkan
Tidak diberi empeng
Menyendawakan bayi setelah minum
Minum air hangat
Beri minyak kayu putih, minyak
telon pada daerah perut
3. KONSTIPASI/OBSTIPASI
Konstipasi/sembelit adalah keadaan dimana anak jarang sekali buang
air besar dan kalau buang air besar keras
Obstipasi
: obstruksi intestinal (konstipasi
yang berat)
Penyebab
Faktor
non organik
Kurang makanan yang tinggi serat
Kurang cairan
Obat/zat kimiawi
Kelainan hormonal/metabolik
Kelainan psikososial
Perubahan mikroflora usus
Perubahan/kurang exercise
Faktor
organik
Kelainan organ (mikrocolon, prolaps rectum,
struktur anus, tumor)
Kelainan otot dasar panggul
Kelainan persyarafan : M. Hirsprung
Kelainan dalam rongga panggul
Obstruksi mekanik : atresia ani, stenosis ani,
obstruksi usus
Tanda dan
gejala
Frekuensi BAB kurang dari normal
Gelisah, cengeng, rewel
Menyusu/makan/minum kurang
Fese keras
Pemeriksaan
penunjang
Laboratorium (feses rutin, khusus)
Radiologi (foto polos, kontras dengan enenma)
Manometri
USG
Penatalaksanaan
Banyak minum
Makan makanan yang tinggi serat (sayur dan
buah)
Latihan
Cegah makanan dan obat yang menyebabkan
konstipasi
ASI lebih baik dari susu formula
Enema perotal/peranal
Kolaborasi untuk intervensi bedah jika ada
indikasi
Perawatan kulit peranal
4. DIARE
Diare adalah buang air besar dengan frekuensi 3x
atau lebih per hari, disertai perubahan tinja menjadi cair dengan atau tanpa
lendir dan darah yang terjadi pada bayi dan anak yang sebelumnya tampak sehat
(A.H. Markum, 1999)
Penyebab
Bayi terkontaminasi feses ibu yang mengandung
kuman patogen saat dilahirkan
Infeksi silang oleh petugas kesehatan dari
bayi lain yang mengalami diare, hygiene dan sanitasi yang buruk
Dot yang tidak disterilkan sebelum digunakan
Makanan yang tercemar mikroorganisme (basi,
beracun, alergi)
Intoleransi lemak, disakarida dan protein
hewani
Infeksi kuman E. Coli, Salmonella, Echovirus,
Rotavirus dan Adenovirus
Sindroma malabsorbsi (karbohidrat, lemak,
protein)
Penyakit infeksi (campak, ISPA, OMA)
Menurunnya daya tahan tubuh (malnutrisis,
BBLR, immunosupresi, terapi antibiotik)
Jenis diare
Diare akut, feses sering dan cair, tanpa
darah, berakhir <7 hari, muntah, demam
Disentri, terdapat darah dalam feses,
sedikit-sedikit/sering, sakit perut, sakit pada saat BAB, anoreksia, kehilangan
BB, kerusakan mukosa usus
Diare persisten, berakhir selama 14
hari/lebih, dapat dimulai dari diare akut ataupun disentri
Tanda dan
gejala
Gejala sering dimulai dengan anak yang tampak
malas minum, kurang sehat diikuti muntah dan diare
Feses mula-mula berwarna kuning dan encer,
kemudian berubah menjadi hijau, berlendir dan berair serta frekuensinya
bertambah sering
Cengeng, gelisah, lemah, mual, muntah,
anoreksia
Terdapat tanda dan gejala dehidrasi, turgor
kulit jelek (elastisitas kulit menurun), ubun-ubun dan mata cekung, membran
mukosa kering.
Pucat anus dan sekitarnya lecet
Pengeluaran urin berkurang/tidak ada
Pada malabsorbsi lemak biasanya feses berwarna
pucat, banyak dan berbau busuk dan terdapat butiran lemak
Pada intoleransi disakarida feses berbau asam,
eksplosif dan berbusa
Pada alergi susu sapi feses lunak, encer,
berlendir, dan kadang-kadang berdarah
Komplikasi
Kehilangan cairan dan elektrolit yang
berlebihan (dehidrasi, kejang dan demam)
Syok hipovolemik yang dapat memicu kematian
Penurunan berat badan dan malnutrisi
Hipokalemi (rendahnya kadar kalium dalam
darah)
Hipokalsemi (rendahnya kadar kalsium dalam
darah)
Hipotermia (keadaan suhu badan yang ekstrim
rendah)
Asidosis (keadaan patologik akibat penimbunan
asam atau kehilangan alkali dalam tubuh)
Tahapan
dehidrasi menurut Ashwill dan Droske (1997)
Dehidrasi ringan, BB menurun 3-5% dengan
volume cairan yang hilang < 50 ml/kgBB
Dehidrasi sedang, BB menurun 6-9% dengan
volume cairan yang hilang 50-90% ml/kgBB
Dehidrasi berat, BB menurun lebih dari 10%
dengan volume cairan yang hilang ≥100 ml/kgBB
Penatalaksanaan
Memberikan cairan dan mengatur keseimbangan
elektrolit
Terapi rehidrasi
Kolaborasi untuk terapi pemberian antibiotik
sesuai dengan kuman penyebabnya
Mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak
dengan bayi untuk mencegah penularan
Memantau biakan feses pada bayi yang mendapat
terapi antibiotik
Tidak dianjurkan untuk memberikan anti diare
dan obat-obatan pengental feses
5. DERMATITIS ATOPIK (EKSIM SUSU)
Dermatitis
atopik adalah penyakit kulit
tersering pada bayi dan anak, sering kambuh, diturunakn dalam keluarga, tidak
menular dan merupakan pertanda timbulnya asma.
Penyebab
Belum jelas, sangat kompleks
“Eksim susu” dulu disangka penyebabnya adalah
ASI, hal ini terbukti salah karena Asi justru mengandung zat pelindung tubuh
terhadap alergi dan infeksi
Faktor kulit yang ekring
Faktor kebersihan diri (personal hygiene) dan
kebersihan lingkungan yang kurang
Faktor hidup kurang sehat, yaitu istirahat dan
asupan nutrisi yang kurang
Faktor perilaku dan emosi
Alergi terhadap makanan seperti susu, telur,
ikan, kacang, coklat, jeruk dan lain-lain
Gambaran klinik
Lokasi pada bayi biasanya di muka terutama
kedua pipi. Pada dewasa ditengkuk, lekukan siku, lutut biasanya lebih kering
Terasa sangat gatal
Warna kulit kemerahan, ukuran kecil sebesar
koin sampai dengan telapak tangan, basah atau berdarah. Setelah itu akan
mengering dan menjadi keropeng, kekuningan atau kehitaman, kulit bersisik dan
kering
Mudah terkena infeksi bakteri, virus atau
jamur
Penatalaksanaan
Mencegah kekambuhan
Mencegah makanan penyebab alergi dan
memberikan makanan pengganti
Cegah allergen lingkungan seperti debu rumah,
tungau, serbuk-serbuk, kapuk dan lingkungan yang bersih
Kebersihan perseorangan yang terjaga
(seperti kulit lembab dan bersih)
Hindari suasana sedih, kesal dan depresi
Pengobatan (kolaborasi)
Hindari faktor pencetus dan pemeliharaan kulit
Obat anti gatal
Kortikosteroid salep (berikan tipis-tipis)
Efek samping kortikosteroid : penipisan kulit,
gangguan pertumbuhan tulang, gangguan siklus hormon
6. DIAPER RASH (RUAM POPOK)
Diaper
rash adalah ruam kulit akibat
radang pada daerah yang tertutup popok, yaitu pada alat kelamin, sekitar dubur,
bokong, lipatan paha dan perut bagian bawah. Berupa bercak-bercak iritasi
kemerahan, kadang menebal dan bernanah.
Iritasi terjadi karena kontak terus menerus
dengan keadaan lingkungan yang tidak baik. Diaper rash juga merupakan reaksi
kulit dengan amonia dari urin kontaminasi bakteri dari maternal fecal
Penyebab
Sering terjadi pada usia 9-12 bulan, tidak
sering mengganti pampers, modifikasi diet
Kebersihan kulit yang tidak terjaga
Udara atau suhu lingkungan yang teralu panas
atau lembab
Kulit bayi masih peka sehingga mudah iritasi
Popok yang basah karena urin dan feses yang
tidak segera diganti (enzim protease dan lipase)
Lebih parah pada bayi yang mengkonsumsi susu
formula (pada susu formula kandungan protein lebih tinggi sehingga kadar
amonia/urea lebih pekat)
Infeksi jamur Candida albicans dan infeksi
bakteri Staphylococcus menyebabkan perubahan sistem imun
Popok yang mengiritasi akibat sabun, karet,
plastik dan detergen yang keras
Diare sehingga menyebabkan iritasi kulit
Tanda dan
gejala
Iritasi pada kulit yang terkena muncuul
sebagai erithema
Erupsi pada daerah kontak yang menonjol
seperti pantat, alat kelamin, perut bawah, paha bagian atas dan lipatan-lipatan
kulit
Erupsi dapat berupa bercak kering, merah dan
bersisik
Keadaan lebih parah terdapat pada papila
erythemetosa, vesicula dan ulcerasi
Bayi menjadi rewel karena rasa nyeri
Penatalaksanaan
Menjaga kebersihan dan kelembaban daerah kulit
bayi, terutama didaerah alat kelamin, bokong, lipatan selangkangan
Daerah yang terkena iritasi tidak boleh dalam
keadaan basah (terbuka dan tetap kering)
Menjaga kebersihan pakaian danperlengkapan
Setiap BAB dan BAK bayi segera dibersihkan
Untuk membersihkan kulit yang iritasi dengan
menggunakan kapas halus yang dioleskan dengan minyak atau sabun mild dan air
hangat
Popok dicuci dengan detergen yang lembut
Mengangin-anginkan kulit sebelum pampers baru
dipasang dan menggunkan pampers dengan daya serap yang tinggi dan pas
pemakaiannya
Menggunakan popok yang tidak terlalu ketat
(terbuka atau longgar) untuk memperbaiki sirkulasi udara.
Posisi tidur anak diatur supaya tidak menekan
kulit yang teriritasi
Pengobatan
Mengoleskan krim dan lotion yang mengandung
zinc pada daerah yang sedang meradang
Memberikan salep/krim yang mengandung
kortikosteroid 1%
Salep anti jamur dan bakteri (miconazole,
ketokonazole, nystatin)
7. MILIARIASIS/SUDAMINA/LIKEN TROPIKUS/BIANG KERINGAT
Miliariasis adalah kelainan kulit yang ditandai dengan
kemerahan, disertai dengan gelembung kecil berair yang timbul akibat keringat
berlebihan disertai sumbatan saluran kelenjar keringat yaitu di dahi, leher,
bagian yang tertutup pakaian (dada, punggung), tempat yang mengalami tekanan
atau gesekan pakaian dan juga kepala.
Faktor
penyebab
Udara panas dan lembab dengan ventilasi udara
yang kurang
Pakaian yang terlalu ketat, bahan tidak
menyerap keringat
Aktivitas yang berlebihan
Setelah menderita demam atau panas
Penyumbatan dapat ditimbulkan oleh bakteri
yang menimbulkan radang dan edema akibat perspirasi yang tidak dapat keluar dan
di absorbsi oleh stratum korneum
Bentuk
miliariasis
Miliaria
kristalina
Kelainan kulit berupa gelembung kecil 1-2 mm
berisi cairan jernih disertai kulit kemerahan
Vesikel bergerombol tanpa tanda radang pada
bagian pakaian yang tertutup pakaian
Umumnya tidak menimbulkan keluhan dan sembuh
dengan sisik halus
Pada keadaan histopatologik terlihat gelembung
intra/subkorneal
Asuhan : pengobatan tidak diperlukan,
menghindari udara panas yang berlebihan, ventilasi yang baik serta menggunakan
pakaian yang menyerap keringat.
Miliaria
rubra
Sering dialami pada anak yang tidak biasa
tinggal didaerah panas
Kelainan berupa papula/gelembung merah kecil
dan dapat menyebar atau berkelompok dengan rasa sangat gatal dan pedih
Staphylococcus juga diduga memiliki peranan
Pada gambaran histopatologik gelembung terjadi
pada stratum spinosum sehingga menyebabkan peradangan pada kulit dan perifer
kulit di epidermis
Asuhan : gunakan pakaian yang tipis dan
menyerap keringat, menghindari udara panas yang berlebihan, ventilasi yang
baik, dapat diberikan bedak salicyl 2% dibubuhi menthol 0,25-2%
Miliaria
profunda
Timbul setelah miliaria rubra
Papula putih, kecil, berukuran 1-3 mm
Terdapat terutama di badan ataupun ekstremitas
Karena letak retensi keringat lebih dalam maka
secara klinik lebih banyak berupa papula daripada vesikel
Tidak gatal, jarang ada keluhan, tidak ada
dasar kemerahan, bentuk ini jarang ditemui
Pada keadaan histopatologik tampak saluran
kelenjar keringat yang pecah pada dermis bagian atas atau tanpa infiltrasi sel
radang
Asuhan : hindari panas dan lembab berlebihan,
mengusahakan regulasi suhu yang baik, menggunakan pakaian yang tipis, pemberian
losio calamin dengan atau tanpa menthol 0,25% dapat pula resorshin 3% dalam
alkohol
Penatalaksanaan
Perawatan kulit yang benar
Biang keringat yang tidak kemerahan dan kering
diberi bedak salycil atau bedak kocok setelah mandi
Bila membasah, jangan berikan bedak, karena
gumpalan yang terbentuk memperparah sumbatan kelenjar
Bila sangat gatal, pedih, luka dan timbul
bisul dapat diberikan antibiotik
Menjaga kebersihan kuku dan tangan (kuku
pendek dan bersih, sehingga tidak menggores kulit saat menggaruk)
8. BERCAK MONGOL
Bercak
mongol adalah bercak kebiruan,
kehitaman atau kecoklatan yang lebar, difus, terdapat didaerah bokong atau
lumbosakral yang akan menghilang setelah beberapa bulan atau tahun.
Bercak
mongol adalah pigmentasi yang datar
dan berwarna gelap didaerah pinggang bawah dan bokong yang ditemukan pada saat
lahir pada beberapa bayi yang akan menghilang secara perlaan-lahan selama tahun
pertama.
Patofisiologi
Bercak mongol rata-rata muncul pada umur
kehamilan 38 minggu. Mula-mula terbatas di fossa koksigea lalu menjalar ke
regio lumbosakral. Tempat lain yaitu didaerah orbita : sclera atau fundus mata
dan daerah zigomaticus (nevus ota), daerah deltotrapezeus (nevus ito).
Nevus ota dan nevus ito biasanya menetap,
tidak perlu diberikan pengobatan, cukup dengan tindakan konservatif saja. Namun
bila penderita telah dewasa, pengobatan dapat diberikan dengan alasan estetika.
Akhir-akhir ini dianjurkan pengobatan dengan sinar laser.
Penyebab
Belum jelas
Timbulnya bercak akibat ditemukannya lesi yang
berisi sel melanosit pada lapisan dalam dermis atau sekitar folikel rambut
Penatalaksanaan
Bercak mongol biasanya akan menghilang setelah
beberapa pekan sampai 1 tahun, sehingga tidak perlu pengobatan dan cukup
dilakukan tindakan konservatif
Informasikan kepada keluarga untuk mengurangi
kekhawatiran/kecemasan
Pengobatan dapat diberikan dengan alasan
estetika
10. HEMANGIOMA (TUMOR JINAK DI KULIT)
adalah malformasi vascular local yang disebut
juga nevi vascular atau hemangima yang sering ditemukan pada kelopak mata atas
neonatus.
Adalah tumor jinak atau hamartoma/gumpalan
yang terjadi akibat gangguan pada perkembangan dan pembentukan pembuluh darah
dan dapat terjadi disegala organ seperti hati, limfa, otak, tulang dan kulit
Kelainan yang terjadi pada kulit akibat
gangguan pada perkembangan dan pembentukan pembuluh darah yang terletak di
superficial (kutan), subkutan atau campuran.
Penyebab
Masih belum jelas
Timbulnya hemangioma dikarenakan pembuluh
darah yang melebar dan berhubungan dengan proliferasi endotel
Jenis
hemangioma
Hemangioma kapiler
Terdiri dari pembuluh darah yang melebar dan
berhubungan dengan proliferasi endotel. Bila menghilang terjadi gangguan
fibrotik
Terdiri atas :
Hemangioma kapiler pada anak (nevus
vasculosus, strawberry nevus)
Granuloma piogenik
Cherry spot (ruby-spot), angioma senilis
Hemangioma kavernosa
Berasal dari lapisan dermis bagian bawah,
disertai rongga-rongga besar yang tidak teratur dan berisi darah
Terdiri atas :
Hemangioma kavernosum (hemangioma matang)
Hemangioma keratotik
Hemangioma vaskular
Telangiektasis
Nevus flameus
Angiokeratoma
Spider angioma
Tipe
hemangioma kutan pada kelopak mata neonatus
Hemangioma telangietaksis dasar tipis (flat
telang relatic hemangiomas)
Hemangioma yang menonjol berupa kapiler,
kaverna atau campuran (hemangioma besar : proptosis sampai dengan trelihat
dibawah konjungtiva tarsal)
Gejala klinis
Hemangioma kapiler
Strawberry hemangioma (hemangioma simpleks)
Hemangioma kapiler terdapat pada waktu lahir
atau beberapa hari sesudah lahir. Tampak sebagai bercak merah yang semakin lama
semakin besar. Warnanya menjadi merah menyala, tegang dan berbentuk lobular,
berbatas tegas, tegang dan keras pada perabaan. Ukuran dan dalamnya sangat
bervariasi, ada yang superfisial berwarna merah terang dan ada yang subkutan
berwarna kebiruan. Involusi kurang tegang dan lebih mendatar.
Granuloma piogenik
Lesi ini terjadi akibat proliferasi kapiler
yang sering terjadi sesudah trauma, jadi bukan oleh karena proses peradangan,
walaupun sering disertai infeksi sekunder. Lesi biasanya soliter, dapat terjadi
pada semua umur, terutama pada anak dan tersering pada bagian distal
tubuh yang sering mengalami trauma. Mula-mula berbentuk papul sritematosa
dengan pembesaran yang cepat. Beberapa lesi dapat mencapai pembesaran 1 cm dan
dapat bertangkai. Lesi mudah berdarah.
Hemangioma kavernosum
Lesi ini tidak berbatas tegas, dapat berupa
makula eriternatosa atau nodus yang berwarna merah sampai ungu. Bila ditekan
mengempis dan akan cepat menggembung lagi apabila lepas. Lesi terdiri atas
elemen vaskular yang matang. Bentuk kavernosum jarang mengadakan involusi
spontan.
Hemangioma campuran
Jenis ini terdiri atas campuran antara jenis
kapiler dan jenis kavernosum. Gambaran klinisnya juga terjadi atas gambaran
kedua jenis tersebut. Sebagian besar ditemukan pada ekstremitas inferior,
biasanya unilateral, soliter, dapat terjadi sejak lahir atau masa anak-anak.
Lesi berupa tumor yang lunak, berwarna merah kebiruan yang kemudian pada
perkembangannya dapat gambaran keratotik dan verukosa.
Diagnosis
Secara klinis diagnosis hemangioma tidak
sukar, terutama pada lesi yang khas. Gambaran klinis umum ialah adanya bercak
merah yang timbul sejak lahir atau beberapa saat setelah lahir. Pertumbuhannya
relatif cepat dalam beberapa minggu atau beberapa bulan, warnanya merah terang
bila jenis strawberry atau biru bila jenis kavernosa. Bil besar maksimum sudah
tercapai, biasanya pada umur 9-12 bulan, warnanya menjadi merah gelap.
Diagnosis
banding
Diagnosis banding ialah terhadap tumor kulit
lainnya, yaitu limfangioma, higroma, lipoma, dan neurofibroma.
Penatalaksanaan
Umumnya hemangioma akan menghilang dengan
sendirinya
Tetapi bila terdapat prognosis yang berat
lakukan rujukan dan kolaborasi dengan tenaga medis dan berikan prednison 2-3
mg/kgBB/hari selama 10-14 hari, jika hemangioma menipis/menghilang dosis
diturunkan secara bertahap
11. FURUNKEL ATAU BISUL
Furunkel adalah infeksi kulit yang disebabkan oleh
staphylococcus profunda yang berbentuk nodul-nodul lemak eritematosa dan
letaknya didalam, biasanya daerah muka, pantat, leher, ketiak dan lain-lain.
Nodul ini mengandung cairan yang dalam waktu
beberapa hari akan mengeluarkan bahan nekrotik bernanah.
Berbentuk
Furunkel (boil)
Karbunkel (furunkel multipel)
Furunkel dapat menimbulkan rasa nyeri yang
hebat dan terletak didaerah nasal, aksila dan telinga
Penatalaksanaan
Furunkel diobati dengan drainase pembedahan,
dengan kompres basah
Pemberian antibiotika sistemik
12. KANDISOSIS/MONILIASIS/ORAL
TRUSH
Oral
trush adalah infeksi Candida yang
didapat bayi melalui jalan lahir atau perkontinuitatum. Biasanya infeksi
terjadi didaerah mukokutan, mulut dan bibir. Lesi berupa bercak putih yang
lekat pada lidah, bibir dan mukosa mulut yang dapat dibedakan dengan sisa susu.
Infeksi ini dapat meluas ke saluran terutama di lipatan kulit, bahkan ke
berbagai alat dalam.
Kandidosis
oral
Infeksi candida pada daerah mulut, sering
terjadi pada bayi normal dan makin jarang sejalan dengan pertambahan usia.
Penyebab
Infeksi melalui jalan lahir pada ibu yang
menderita kandidosis vagina (Candida albicans)
Infeksi silang dari penderita kandidiasis lain
Candida albicans dapat menyebabkan infeksi
apabila ada faktor predisposisi
Peralatan minum terutama yang menggunakan PASI
Bayi yang mendapatkan terapi antibiotika atau
immunosupresi
Faktor
predisposisi
Faktor endogen : perubahan fisiologik, umur,
imunologik
Faktor eksogen : iklim, kebersihan, kontak
dengan penderita
Gejala
Terdapat bercak putih pada lidah, bibirdan
mukosa mulut yang dapat dibedakan dengan sisa susu
Jika sisa susu mudah diangkat, namun jika
moniliasis sulit diangkat dan jika dilepaskan dari dasarnya akan menyebabkan
basah, merah dan berdarah
Diagnosa dapat diketahui dengan sediaan
hapusan yang berwarna biru metilen dan tampak miselium dan spora yang khas
Pencegahan
Menghindari/menghilangkan faktor predisposisi
Setiap bayi selesai minum susu berikan 1-2
sendok teh air matang untuk membilas sisa susu dalam mulut bayi
Pemeliharaan kebersihan mulut dan perawatan
payudara
Komplikasi
Kesukaran minum dapat mengakibatkan kekurangan
makanan
Diare bila tidak diobati dapat menjadi
penyebab dehidrasi
Penatalaksanaan
Membersihkan mulut dan lidah yang dibasahi air
matang hangat
Kandidiasis pada bayi sehat biasanya sembuh
sendiri, tapi lebih baik diobati
Beri gentian violet 0,5% dioleskan pada luka
didalam mulut /bibir
Nistatin 100.000 U dioleskan 3x sehari atau
dalam bentuk tetes kedalam mulut bayi, pemberian nistatin tidak boleh lebih
dari 7 hari.
Mengolesi puting susu dengan cream
nistatin/gentian violet setiap selesai menyusui selama bayi diobati
No comments:
Post a Comment